Menteri Keuangan Sri Mulyani: Sains dan Teknologi Bisa Jadi Kunci Kesejahteraan

Peran Sains dan Teknologi dalam Pembangunan Nasional
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengapresiasi penyelenggaraan Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 yang berlangsung di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Kota Bandung. Acara ini dihadiri oleh Presiden RI Prabowo Subianto serta sejumlah menteri Kabinet Merah Putih. Dalam kesempatan tersebut, para peserta akan membahas perkembangan teknologi dan sains di Indonesia.
Selain itu, beberapa teknologi mutakhir hasil karya anak bangsa juga dipamerkan di area pelataran Sabuga. Menurut Sri Mulyani, acara seperti KSTI sangat penting dilakukan di tengah perkembangan sains dan teknologi yang pesat. Ia menilai, jika dimanfaatkan dengan baik, teknologi dan sains dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan perekonomian nasional.
"Kegiatan ini adalah inisiatif yang sangat tepat waktu karena dunia saat ini didominasi oleh teknologi. Sains dan teknologi bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya dalam diskusi.
Sri Mulyani menekankan bahwa situasi dunia saat ini tidak mudah. Persaingan antar negara semakin ketat, sehingga Indonesia perlu menentukan posisi yang jelas. Di hadapan ribuan peneliti yang hadir, ia meminta para peserta untuk aktif berpartisipasi dalam dunia sains dan teknologi di Indonesia.
"Indonesia adalah negara besar, baik secara geografis maupun sainsnya. Apakah kita ingin menjadi negara pelaku atau ajang dari persaingan? Jika kita menjadi ajang, maka ini tempat pertempuran. Namun, jika kita sebagai pelaku, maka kita harus siap," tegasnya.
Menurutnya, ruangan ini merupakan wadah elit intelektual yang memiliki tanggung jawab besar. Mereka tidak hanya menjadi bagian dari acara, tetapi juga pelaku di dunia yang penuh persaingan.
Untuk mendukung kemajuan sains dan teknologi, diperlukan pendanaan yang memadai. APBN, menurut Sri Mulyani, menjadi instrumen penting dalam mendukung hal tersebut. Ia menyebutkan bahwa negara-negara maju biasanya melakukan investasi besar di bidang sains dan teknologi.
"Saya harap ini menjadi bentuk kerja sama antara akademisi, industri, dan ekosistem yang mampu meningkatkan produk melalui sains dan teknologi," tambahnya.
Dalam konteks anggaran, Sri Mulyani menjelaskan bahwa saat ini 20 persen APBN dialokasikan untuk pendidikan. Anggaran tersebut sesuai dengan mandat konstitusi, dan tahun ini mencapai Rp 750 triliun.
Visi KSTI 2025
KSTI 2025 digelar selama tiga hari, yaitu pada 7 hingga 9 Agustus 2025. Konvensi ini merupakan forum strategis nasional dan internasional yang bertujuan mempercepat transformasi ekonomi nasional berbasis sains dan teknologi.
Sebanyak 3.000 peserta dari berbagai latar belakang hadir dalam acara ini, termasuk ilmuwan ternama, teknokrat, CEO BUMN, pelaku industri strategis nasional, pengambil kebijakan tingkat tinggi, hingga diaspora Indonesia.
Konvensi ini menitikberatkan pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri dalam delapan sektor prioritas, yaitu:
- Pangan
- Energi
- Kesehatan
- Pertahanan
- Maritim
- Hilirisasi dan industrialisasi
- Digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor)
- Material dan manufaktur maju
Delapan sektor tersebut dipilih berdasarkan kebutuhan strategis Indonesia dalam menuju kemandirian teknologi dan meningkatkan daya saing global.
Comments
Post a Comment