AI Semakin Canggih, Visa Ungkap Tren Kejahatan Siber Terkini

Perubahan Tren Kejahatan Siber di Dunia Finansial
Perusahaan sistem pembayaran global, Visa, mengungkapkan berbagai perubahan tren kejahatan siber yang semakin mengancam layanan keuangan saat ini. Stef aan D'hoore, AP Regional Risk Officer Visa, menjelaskan bahwa saat ini terdapat empat hal utama yang menjadi perhatian dalam perubahan tren kejahatan finansial secara global.
Teknologi Digunakan untuk Meningkatkan Skala Kejahatan
Pertama, kejahatan siber kini berkembang lebih canggih dengan memanfaatkan teknologi terkini. Para pelaku kejahatan menggunakan teknologi untuk merancang modus-modus baru yang mampu meningkatkan skala kejahatan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman keamanan digital semakin kompleks dan sulit dikenali.
Perpindahan Modus Penipuan dari Tanpa Otorisasi ke Dengan Otorisasi
Tren kedua adalah perubahan besar dalam modus penipuan finansial, yaitu perpindahan dari unauthorised fraud (tanpa otorisasi) menjadi authorised fraud (dengan otorisasi). Dalam kasus authorised fraud, pemegang kartu tidak mengetahui, tidak memulai, dan tidak menyetujui transaksi yang dilakukan oleh pihak penjahat. Menurut Stef aan, perubahan ini telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan menjadi tantangan baru bagi industri keuangan.
Kejahatan Sibermengikuti Tren Belanja Online
Tren ketiga adalah perkembangan kejahatan siber yang ikut mengikuti tren belanja online masyarakat. Kini, sistem pembayaran sudah tertanam dalam aplikasi berbelanja daring. Semakin banyak interaksi dengan konsumen, maka semakin besar pula akses yang dimiliki oleh para pelaku kejahatan untuk menargetkan korban.
Penggunaan AI dalam Kejahatan Siber
Tren terakhir berkaitan dengan perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) dan potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. AI kini sedang mentransformasi layanan keuangan, pembayaran, dan perdagangan. Namun, kecanggihan AI juga digunakan untuk kejahatan, seperti penipuan menggunakan deep fake yang membuat modus kejahatan jauh lebih meyakinkan dan sulit dideteksi.
Investasi dalam Teknologi Keamanan
Untuk menghadapi perubahan tren kejahatan siber, Visa telah melakukan investasi besar dalam teknologi keamanan. Dalam laporan Biannual Threats Report Spring 2025, disebutkan bahwa Visa telah berinvestasi senilai US$12 miliar dalam lima tahun terakhir untuk memerangi penipuan. Teknologi-teknologi yang dimiliki antara lain eCommerce Threat Disruption (eTD), Visa Account Attack Intelligence (VAAI), dan Visa Payments Threats Lab (VPTL).
Forum Kolaborasi untuk Meningkatkan Keamanan
Di Indonesia, Visa juga rutin menyelenggarakan Industry Risk Forum setiap tahun. Forum ini bertujuan untuk mempertemukan para pemain industri, termasuk bank, guna berkolaborasi dan meningkatkan keamanan sistem pembayaran. Mengingat tren risiko yang terus berkembang cepat, forum ini menjadi wadah penting untuk berbagi informasi dan strategi dalam melawan ancaman keamanan siber.
Comments
Post a Comment