Awal Pleno INC 5.2, Apa Komitmen Peserta Forum tentang Sampah Plastik?

Featured Image

Peran Indonesia dalam Konferensi Sampah Plastik Global

Pada Konferensi ke-5.2 Komite Negosiasi antar-Pemerintah (INC 5.2) yang sedang berlangsung di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menunjukkan sikap yang konstruktif dan seimbang. Konferensi ini berlangsung hingga 14 Agustus dan menjadi momen penting dalam upaya mengatasi polusi plastik secara global.

Kepala sub Direktorat Tata Laksana Produsen Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PLSB3), Ujang Solihin, menyatakan bahwa komitmen dari para peserta memberikan keyakinan bahwa kemajuan nyata akan dicapai dalam memerangi polusi plastik. Ia menekankan bahwa semua delegasi harus menetapkan titik awal yang jelas untuk negosiasi tersebut. Rancangan naskah negosiasi alias Chair Text dinilai telah memberikan dasar yang kuat untuk mencapai kesepakatan akhir.

"Kami tetap menjunjung usulan amandemen dari masing-masing negara anggota," ujar Ujang. Dalam pembukaan sidang pleno di Jenewa, ia menegaskan bahwa tujuan ambisius perlu diimbangi dengan penerapan yang adil dan kuat. Jika tercapai keseimbangan, hasil negosiasi bisa diterapkan secara efektif di tingkat lapangan, termasuk di Indonesia.

Duta Besar Ekuador untuk Inggris, yang juga menjabat Ketua INC, Luis Vayas Valdivieso, menyatakan bahwa polusi plastik adalah krisis buatan manusia yang harus diselesaikan melalui kolaborasi global dan keputusan berani. "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, dunia berada dalam jangkauan untuk memiliki instrumen internasional yang mengikat secara hukum guna mengakhiri polusi plastik," ujarnya.

Direktur Eksekutif United Nations Environment Programme (UNEP), Inger Andersen, mengakui bahwa penyusunan kesepakatan tidak berjalan mudah. Namun, ia optimistis bahwa negara-negara peserta menunjukkan tekad kolektif untuk menghadirkan solusi. "Dunia ingin Anda berhasil. Dunia membutuhkan solusi untuk mengatasi krisis polusi plastik, yang kini telah mencemari alam, lautan, bahkan aliran darah kita," tuturnya.

Dalam sesi pleno yang sama, perwakilan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), Yuyun Ismawati, menyampaikan bahwa masyarakat sipil juga memiliki peluang untuk menyampaikan pernyataan, meskipun waktunya hanya 30 menit. "Kami menyerukan agar perjanjian yang dihasilkan tidak berhenti pada solusi teknis semata, tetapi mampu menjawab akar persoalan krisis plastik secara menyeluruh dari hulu hingga hilir," ujar Yuyun.

Pentingnya Kolaborasi Global

Polusi plastik menjadi isu global yang memerlukan kerja sama lintas negara dan sektor. Konferensi ini menjadi ajang penting bagi negara-negara untuk saling berkoordinasi dalam merancang solusi yang efektif dan berkelanjutan. Dengan adanya kesepakatan yang mengikat secara hukum, diharapkan dapat membantu mengurangi dampak negatif plastik terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Indonesia, sebagai salah satu negara yang terdampak oleh polusi plastik, berkomitmen untuk terlibat aktif dalam proses negosiasi. Posisi yang jelas dan pendekatan yang konstruktif diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai tujuan bersama. Selain itu, partisipasi masyarakat sipil seperti AZWI juga menjadi bagian penting dalam memastikan bahwa solusi yang dihasilkan mencakup aspek sosial dan lingkungan secara utuh.

Tantangan dan Peluang

Meski ada tantangan dalam proses negosiasi, seperti perbedaan kepentingan antar negara dan kompleksitas masalah plastik, konferensi ini memberikan peluang besar untuk menciptakan perubahan nyata. Dengan pendekatan yang inklusif dan transparan, diharapkan seluruh pihak dapat bekerja sama dalam mencari solusi yang berkelanjutan.

Selain itu, partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk organisasi masyarakat sipil, juga menjadi kunci dalam memastikan bahwa suara masyarakat terdengar dan diakomodasi dalam kesepakatan yang dihasilkan. Hal ini akan memperkuat komitmen global dalam menghadapi krisis plastik yang semakin mendesak.

Dengan demikian, Konferensi ke-5.2 INC 5.2 diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam membangun kerangka kerja yang lebih baik untuk mengatasi polusi plastik secara global.

Comments

Popular posts from this blog

🌞 IObit Summer Sale 2025 – Save 40% on Top PC Utilities!

FoneTool Unlocker Pro: Solusi Praktis untuk Membuka Kunci iPhone dan iPad dengan Mudah

Securing Africa's Farming Future: Science, Communication, and Immediate Action