Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Warga Diingatkan Waspadai Lahar Dingin

Featured Image

Gunung Lewotobi Laki-Laki Kembali Erupsi, Masyarakat Diminta Waspada

Pada Jumat sore, 8 Agustus 2025, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali mengalami erupsi. Letusan ini tercatat pada pukul 17.52 WITA dan menghasilkan kolom abu vulkanik yang mencapai ketinggian sekitar 700 meter dari puncak kawah.

Herman Yosef, salah satu petugas pos pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, menjelaskan bahwa kolom abu tebal berwarna kelabu terlontar ke arah barat daya dan barat. "Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 4,4 milimeter (mm) dan durasi sekitar 58 detik," ujarnya tak lama setelah kejadian.

Gunung Lewotobi Laki-Laki yang memiliki ketinggian 1.548 meter di atas permukaan laut (mdpl) masih berstatus Awas atau Level IV. Dengan status tersebut, tim pemantau mengimbau masyarakat lokal tetap tenang dan mengikuti arahan dari pemerintah setempat. Warga lokal dan pengunjung diminta untuk menjauhi area dalam radius 6 kilometer serta wilayah sektoral barat daya-timur laut sejauh 7 kilometer dari pusat erupsi.

Herman juga mengingatkan warga Flores Timur tentang risiko banjir lahar di sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi, terutama setelah hujan deras. Daerah yang rawan terhadap banjir lahar antara lain Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote.

Sebelumnya, Badan Geologi sempat mengumumkan penurunan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi setelah erupsi dahsyat pada dua hari pertama bulan ini. Namun, menurut Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, pada 3 Agustus lalu, aktivitas masih dalam intensitas yang lambat.

Meski gejolak vulkanik melandai, pemantauan deformasi menggunakan tiltmeter menunjukkan adanya fluktuasi dalam dua hari terakhir. Fluktuasi ini menandakan tubuh gunung masih mengalami pembengkakan atau inflasi akibat tekanan magma yang naik ke permukaan. Tim pemantau tetap waspada meski tekanan magma mulai mengempis.

Data Global Navigation Satellite System (GNSS) menunjukkan adanya inflasi berskala kecil. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian material dari dalam gunung telah keluar. "Tekanan internal yang memengaruhi morfologi permukaan gunung masih belum stabil sepenuhnya, oleh karena itu aktivitas Gunung Lewotobi masih tergolong tinggi," kata Wafid.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mencatat bahwa tren vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki didominasi oleh aktivitas permukaan, seperti meningkatnya gempa guguran akibat material yang mengendap pada lereng yang kurang stabil. Jumlah gempa hembusan yang meningkat menandakan jalur conduit atau saluran magma menuju ke permukaan kawah tidak terhambat.

"Artinya gas tidak terperangkap dan bisa keluar lancar, ditandai dengan adanya visual asap tebal bertekanan sedang hingga kuat," jelas Wafid.

Berdasarkan data kegempaan selama dua hari terakhir, tepatnya pada 2-3 Agustus 2025, tercatat 1 kali gempa erupsi, tujuh kali gempa guguran, 22 kali gempa hembusan, dua kali gempa tremor harmonik, 19 kali gempa tremor non-harmonik, 12 kali gempa low frequency, serta 77 kali gempa vulkanik. Selebihnya adalah lima kali gempa tektonik lokal, masing-masing sekali gempa tektonik jauh dan gempa tremor menerus.

"Abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dapat mengganggu bila sebarannya mengarah ke area bandara dan jalur perlintasan pesawat," tambah Wafid.

Comments

Popular posts from this blog

🌞 IObit Summer Sale 2025 – Save 40% on Top PC Utilities!

FoneTool Unlocker Pro: Solusi Praktis untuk Membuka Kunci iPhone dan iPad dengan Mudah

Securing Africa's Farming Future: Science, Communication, and Immediate Action