
Peluncuran GPT-5, Teknologi Kecerdasan Buatan yang Mengubah Dunia
OpenAI baru saja merilis generasi terbaru dari teknologi kecerdasan buatan mereka, yaitu GPT-5. Peluncuran ini dilakukan pada hari Kamis (7/8) dan menjadi perhatian utama di seluruh industri teknologi global. Dikatakan sebagai tolok ukur kemajuan AI generatif, GPT-5 menandai langkah penting dalam pengembangan sistem kecerdasan buatan yang mampu meniru kemampuan manusia secara lebih efektif.
GPT-5 dirilis setelah hampir dua tahun sejak peluncuran GPT-4 pada Maret 2023. Periode ini ditandai oleh investasi besar-besaran, euforia, serta kekhawatiran mengenai potensi dan batasan kemampuan AI. Sebagai respon terhadap hal ini, pesaing utama OpenAI, Anthropic, juga telah merilis versi terbaru dari chatbot mereka, Claude, beberapa hari sebelum peluncuran GPT-5.
Selain itu, raksasa teknologi seperti Google dan Microsoft juga aktif dalam pengembangan teknologi AI. Microsoft bahkan menyatakan bahwa GPT-5 akan terintegrasi ke dalam asisten AI mereka, Copilot. Hal ini menunjukkan bahwa kompetisi di bidang kecerdasan buatan semakin ketat.
Harapan Publik Terhadap GPT-5
Harapan publik terhadap GPT-5 sangat tinggi. Sejak awal, OpenAI memposisikan pengembangan teknologinya sebagai langkah menuju artificial general intelligence (AGI), yaitu AI yang mampu melampaui manusia dalam berbagai tugas bernilai ekonomi. CEO OpenAI Sam Altman menyatakan bahwa GPT-5 adalah langkah signifikan dalam perjalanan menuju AGI.
“Ini adalah langkah signifikan dalam perjalanan kami menuju AGI,” ujar Altman dalam acara peluncuran yang disiarkan langsung. Ia menekankan bahwa GPT-5 dirancang agar lebih mudah digunakan oleh 700 juta pengguna ChatGPT setiap minggu. Menurutnya, model baru ini bisa diibaratkan seperti berbicara dengan seorang ahli—ahli setingkat PhD dalam bidang apa pun, kapan pun Anda butuh.
Fitur Baru dan Keamanan yang Lebih Baik
Model GPT-5 kini tersedia untuk semua pengguna akun gratis ChatGPT, meski dengan batasan penggunaan. Pada peluncurannya, OpenAI menyoroti peningkatan kemampuan GPT-5 dalam bidang pemrograman. Mereka bahkan mengundang CEO Cursor, perusahaan perangkat lunak coding, sebagai tamu dalam acara tersebut.
Selain peningkatan kemampuan, OpenAI juga mengklaim bahwa GPT-5 lebih aman dibandingkan pendahulunya. Sistem ini dirancang agar tidak mudah “tertipu” oleh pertanyaan yang disusun licik dan mampu meminimalkan keluaran yang berbahaya.
Langkah ini dilakukan sebagai respons atas laporan Associated Press yang menemukan bahwa ChatGPT memberikan informasi berisiko tentang obat-obatan dan tindakan membahayakan diri kepada peneliti yang menyamar sebagai remaja.
Perkembangan Teknis dan Tanggapan Akademis
Secara teknis, GPT-5 mencatat "peningkatan moderat namun signifikan" pada tolok ukur terbaru. Namun, menurut John Thickstun, asisten profesor ilmu komputer di Cornell University, GPT-5 membawa perbedaan besar dibanding pendahulunya.
“Ibarat berbicara dengan seorang ahli—ahli setingkat PhD dalam bidang apa pun, kapan pun Anda butuh,” lanjut Altman. Meskipun demikian, Thickstun menegaskan bahwa GPT-5 bukan akhir dari pekerjaan manusia atau solusi untuk semua masalah. Ia melihat masih banyak ruang untuk perbaikan, baik oleh OpenAI maupun pihak lain.
Sejarah dan Tantangan OpenAI
OpenAI didirikan pada 2015 sebagai laboratorium nirlaba untuk mengembangkan AGI secara aman. Setelah beberapa waktu, perusahaan ini bertransformasi menjadi perusahaan for-profit dengan valuasi mencapai 300 miliar dolar AS.
Perjalanan bisnis OpenAI diwarnai drama, termasuk pemecatan Sam Altman oleh dewan nirlaba pada November 2023, yang dibatalkan hanya beberapa hari kemudian. Meskipun belum membukukan keuntungan, OpenAI menghadapi pengawasan dari jaksa agung di California dan Delaware terkait status nirlabanya, serta gugatan dari Elon Musk, salah satu pendiri dan donatur awal.
Terbaru, OpenAI berencana mengubah entitas for-profit menjadi public benefit corporation, yang harus menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dengan misi sosial.
Prediksi dan Persaingan di Masa Depan
Bank JPMorgan Chase menyebut OpenAI sebagai perusahaan swasta dengan valuasi terbesar ketiga di dunia sekaligus barometer industri AI. Namun, bank itu juga mengingatkan bahwa "parit pertahanan" OpenAI di garis depan AI semakin rapuh, dan persaingan bisa berujung pada perang harga produk AI di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar