Rute Penerbangan Paling Rawan Turbulensi

Pesawat Delta Air Lines Terpaksa Lakukan Pendaratan Darurat Akibat Turbulensi Parah
Pada akhir Juli 2025, pesawat Delta Air Lines dengan nomor penerbangan 56 yang sedang melakukan perjalanan dari Salt Lake City menuju Amsterdam terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Minneapolis-St. Paul, Amerika Serikat (AS). Peristiwa ini terjadi setelah pesawat mengalami turbulensi parah yang menyebabkan 25 penumpang mengalami cedera. Pesawat tersebut membawa sekitar 275 penumpang dan 13 awak.
Delta Air Lines memberikan pernyataan resmi bahwa mereka bekerja sama dengan para penumpang untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka. Data dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS menunjukkan bahwa sejak tahun 2009, terdapat 207 kasus cedera parah akibat turbulensi di negara tersebut. Diperkirakan juga terdapat sekitar 5.000 insiden turbulensi parah setiap tahun dari total 35 juta penerbangan global.
Rute Penerbangan dengan Tingkat Turbulensi Tertinggi
Menurut data dari platform Turbli, rute penerbangan Mendoza (Argentina)-Santiago (Chile) memiliki rata-rata turbulensi tertinggi pada tahun 2024. Rute sepanjang 122 mil ini memiliki rata-rata eddy dissipation rate (EDR) sebesar 24.684, yang termasuk dalam kategori sedang. Selain itu, jalur penerbangan Cordoba-Santiago dan Mendoza-Salta juga memiliki rata-rata turbulensi tinggi masing-masing dengan EDR sebesar 20.214 dan 19.825.
EDR adalah metrik penting dalam meteorologi khususnya untuk mengukur intensitas turbulensi di atmosfer. EDR menggambarkan laju disipasi energi kinetik turbulen dan sering digunakan sebagai ukuran seberapa banyak udara yang tercampur. EDR sangat penting bagi keselamatan penerbangan karena membantu dalam prakiraan dan mitigasi turbulensi yang dihadapi pesawat.
Berikut ini adalah sepuluh besar rute pesawat yang memiliki rata-rata EDR tertinggi atau sering terkena turbulensi pada tahun 2024 berdasarkan data Turbli:
- Mendoza-Santiago (EDR 24,684)
- Cordoba-Santiago (EDR 20.214)
- Mendoza-Salta (EDR 19.825)
- Mendoza-San Carlos de Bariloche (EDR 19.252)
- Kathmandu-Lhasa (EDR 18.817)
- Chengdu-Lhasa (EDR 18.644)
- Santa Cruz-Santiago (EDR 18.598)
- Kathmandu-Paro (EDR 18.563)
- Chengdu-Xining (EDR 18.482)
- San Carlos de Bariloche-Santiago (EDR 18.457)
Penurunan Tren Turbulensi Udara Bersih
Direktur Divisi Ilmu Atmosfer dan Pemodelan di Air Resources Laboratory milik National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat, Howard Diamond, menjelaskan bahwa turbulensi udara bersih meningkat sebesar 55 persen dalam empat dekade terakhir. Ia memperkirakan bahwa turbulensi kemungkinan besar akan tetap serupa frekuensinya pada tahun 2025 dibandingkan tahun 2024.
Salah satu faktor utama yang mendorong terjadinya turbulensi konvektif maupun udara bersih adalah perubahan iklim. Perubahan ini dapat memengaruhi pola cuaca dan kestabilan atmosfer, sehingga meningkatkan risiko turbulensi selama penerbangan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi industri penerbangan dan otoritas keselamatan penerbangan.
Comments
Post a Comment