UBSI Gunakan AI Percepat Penelitian Dosen

Penerapan Kecerdasan Buatan dalam Proses Review Usulan Penelitian di Universitas Bina Sarana Informatika
Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) telah mengambil langkah penting dalam penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas proses review usulan penelitian dosen. Ini menjadi inovasi yang signifikan dalam penggunaan AI di lingkungan pendidikan tinggi. Dengan sistem ini, waktu seleksi yang sebelumnya memakan beberapa hari kini dapat diselesaikan dalam hitungan menit, sekaligus mengurangi bias subjektif yang sering terjadi.
Ketua Biro Teknologi Informasi (BTI) UBSI, Very Rianto, menjelaskan bahwa sebelum adanya AI, proses seleksi usulan penelitian cenderung memakan waktu lama, bersifat subjektif, dan rentan terhadap kesalahan manusia. "Kami membutuhkan standar objektif yang sesuai dengan roadmap fakultas dan program studi, termasuk menilai orisinalitas, relevansi, serta kualitas proposal. AI membantu memastikan keselarasan usulan penelitian dengan arah keilmuan yang sudah ditetapkan," ujarnya.
Sistem ini menggunakan pendekatan hybrid antara AI dan manusia. AI bertugas menganalisis isi proposal, mendeteksi plagiarisme melalui metode cosine similarity, serta memberikan saran penelitian lanjutan berbasis reinforcement learning. Sementara itu, reviewer manusia tetap memegang keputusan akhir, terutama untuk kasus yang dinilai ambigu.
Very menyebutkan bahwa penerapan AI memberikan tiga manfaat utama, yaitu efisiensi waktu, konsistensi penilaian, dan peningkatan reputasi penelitian. "Selain memberikan peringatan, AI juga memberi catatan dan rekomendasi perbaikan. Dosen bisa belajar pola penelitian unggul dari hasil analisis ini," tambahnya.
Pengembangan sistem dilakukan oleh BTI bersama Dekan Fakultas dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), dengan membangun model NLP berbasis Agent AI. UBSI sebagai Kampus Digital Kreatif melihat inovasi ini sebagai bagian dari visinya menjadi tech-driven university. Sebelum digunakan secara resmi, AI telah diuji menggunakan data historis penelitian internal.
Untuk memastikan akurasi dan etika penggunaan, UBSI menetapkan prosedur human in the loop, audit rutin antara hasil AI dan manusia, serta menjamin AI tidak menyimpan data penelitian untuk kepentingan lain. Sosialisasi dilakukan melalui workshop, panduan video, dan pendampingan langsung bagi dosen.
Very mengungkapkan bahwa 80 persen dosen, terutama yang masih muda, merasa terbantu dengan sistem ini, sementara 20 persen sempat khawatir AI terlalu kaku. "Namun, kekhawatiran itu berkurang setelah mereka memahami konsep hybrid system yang kami jalankan," katanya.
Sebagai first mover di Indonesia, sistem AI review proposal ini dirancang adaptif dan bisa digunakan kampus lain tanpa perlu melatih ulang model sesuai bidang keilmuan. Ke depan, UBSI berencana menambahkan fitur deteksi potensi kolaborasi antar dosen berdasarkan topik penelitian, serta membuka fasilitas ini untuk lingkungan akademik yang lebih luas.
Comments
Post a Comment